Jati Agung,  Lampung Selatan
Prov. Lampung
082289870242
Karanganyar.lamsel@gmail.com
Karang Anyar – Pemerintah Desa Karang Anyar menggelar kegiatan Rembug Stunting sebagai bentuk komitmen bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting. Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur penting, di antaranya perwakilan dari Kecamatan, UPTD Puskesmas, UPTD Pertanian, Pendamping Desa, Bidan Desa, PLKB, BPD, Kasi Kaur, serta Babinsa. Kehadiran lintas sektor ini menjadi wujud nyata kolaborasi dalam mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan bebas stunting.
Dalam forum tersebut, beberapa hal strategis dibahas secara mendalam, antara lain:
Pemanfaatan Lahan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT)
Optimalisasi lahan pekarangan untuk ditanami sayuran, buah, serta tanaman sumber protein nabati.
Pemberdayaan KWT agar mampu menyediakan bahan pangan bergizi dari hasil pertanian lokal secara berkelanjutan.
Pemberian Tambahan Makanan Bergizi Berbasis Lokal
Sasaran program meliputi:
Balita dengan gizi kurang
Balita usia 56 hari
31 ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK)
Program berlangsung selama 120 hari, dengan menu makanan tambahan yang memanfaatkan bahan pangan lokal, sehat, dan mudah diakses masyarakat.
Perwakilan dari Puskesmas memberikan edukasi tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak, sedangkan UPTD Pertanian memberikan dukungan teknis terkait pemanfaatan lahan pekarangan. Bidan Desa dan PLKB menekankan pentingnya pola asuh, kesehatan ibu hamil, serta peran keluarga dalam pencegahan stunting.
Pendamping Desa dan BPD turut serta dalam mendukung perencanaan serta pengawasan program agar berjalan tepat sasaran, sementara Babinsa berperan dalam mendorong kedisiplinan dan kebersamaan masyarakat dalam menjalankan program.
Kepala Desa Karang Anyar dalam sambutannya menyampaikan bahwa rembug ini bukan sekadar forum diskusi, melainkan langkah nyata bersama untuk menekan angka stunting di desa. Dengan adanya sinergi antar sektor, diharapkan:
Balita tumbuh sehat dengan gizi seimbang.
Ibu hamil terbebas dari risiko kurang energi kronis.
KWT menjadi motor penggerak ketersediaan pangan bergizi berbasis lokal.
Kirim Komentar